SITUBONDO – Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah, menegaskan bahwa peringatan Hari Jadi Kabupaten Situbondo (Harjakasi) ke-207 tidak bisa dilepaskan dari peran besar pesantren dalam membentuk karakter masyarakat Situbondo.
Menurut Ulfiyah, pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga melahirkan tokoh, ulama, dan pemimpin yang berperan menjaga harmoni sosial di Bumi Shalawat Nariyah.
Harjakasi adalah momentum untuk mengingat kembali pesantren sebagai penyangga peradaban Situbondo. Nilai keikhlasan, kebersamaan, dan cinta tanah air yang ditanamkan pesantren adalah fondasi pembangunan daerah,
tegasnya.
Ulfiyah juga mengutip dawuh Pahlawan Nasional asal Situbondo, KHR As’ad Syamsul Arifin, yang menyebut bahwa :
Santri tidak hanya menjadi cadangan pesantren, tapi juga menjadi cadangan pemerintah
Menurutnya, dawuh itu semakin relevan di era saat ini, ketika santri dituntut tidak hanya berkiprah di pesantren, melainkan juga dalam mengisi ruang-ruang strategis pembangunan bangsa.
Santri Situbondo hari ini adalah modal sosial yang luar biasa. Mereka bisa berperan di berbagai bidang—agama, ekonomi, teknologi, maupun pemerintahan. Inilah kekuatan Situbondo yang harus kita rawat,
lanjutnya.
Di usia ke-207, Ulfiyah berharap sinergi pemerintah dengan pesantren semakin kokoh.
Pesantren adalah rumah kebijaksanaan. Dari sinilah Situbondo bisa tumbuh menjadi kabupaten religius, sejahtera, dan berdaya saing,
pungkasnya.