Situbondo — Angka prevalensi stunting di Kabupaten Situbondo mengalami kenaikan signifikan. Berdasarkan survei BPS di 160 lokus desa, prevalensi stunting naik dari 4,1 persen pada 2023 menjadi 10,6 persen pada 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr. Sandi Hendrayono, membenarkan data tersebut dan menjelaskan bahwa kenaikan dipicu oleh berbagai faktor holistik, mulai dari tingginya angka kelahiran sekitar 4.000 bayi per tahun, kasus bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), kurangnya intervensi gizi ibu hamil, hingga pola asuh dan pemberian ASI eksklusif.
Selain itu, terdapat anak-anak yang sebelumnya tidak masuk kategori stunting namun tahun ini terdeteksi, lantaran pengukuran dilakukan berdasarkan usia. Faktor penyakit penyerta dan genetik juga turut memperberat kondisi tumbuh kembang anak.
Dr. Sandi menegaskan, lonjakan ini menjadi peringatan bagi semua pihak agar program intervensi gizi, kesehatan ibu dan anak, serta edukasi pola asuh berjalan lebih optimal dan merata di seluruh wilayah Situbondo.