Situbondo – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menegaskan rencana reaktivasi sejumlah jalur kereta nonaktif di Pulau Jawa. Dari 13 jalur yang tercatat, Kalisat–Panarukan menjadi salah satu prioritas utama mengingat posisinya strategis menghubungkan Jember, Bondowoso, hingga Situbondo.
Studi kelayakan jalur sepanjang lebih dari 70 kilometer itu sudah rampung. Hasilnya menunjukkan jalur ini cukup layak dihidupkan kembali, baik dari sisi prasarana maupun potensi ekonomi kawasan. “Reaktivasi jalur Kalisat–Panarukan berpotensi meningkatkan konektivitas wilayah timur Jawa serta mendukung distribusi barang, logistik, hingga pariwisata,” tulis DJKA dalam keterangan resmi.
Meski begitu, realisasi proyek masih menunggu kepastian pendanaan serta penyusunan Detail Engineering Design (DED). Sejumlah kendala yang harus diselesaikan antara lain penataan kembali lahan jalur lama yang sudah berubah fungsi menjadi permukiman, serta koordinasi lintas daerah.
Masyarakat di Situbondo dan Bondowoso menyambut baik rencana ini. Mereka berharap jalur kereta dapat segera aktif kembali, mengingat selama puluhan tahun transportasi di wilayah pesisir timur Jawa hanya bertumpu pada moda jalan raya.
Apabila terealisasi, jalur Kalisat–Panarukan tak hanya memperlancar mobilitas penduduk dan barang, tapi juga merevitalisasi sejumlah stasiun bersejarah seperti Stasiun Bondowoso yang kini menjadi museum. Dengan begitu, reaktivasi ini diharapkan membawa manfaat ganda: ekonomi, transportasi, dan pariwisata.