Suar.co – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdoer Rahem Situbondo kembali menuai sorotan. Sejumlah warga mengeluhkan pelayanan yang dinilai belum “naik kelas” sebagaimana diharapkan publik.
Keluhan muncul ketika ada pasien korban kecelakaan lalu lintas yang diantar ke rumah sakit, namun tidak langsung mendapatkan penanganan medis. “Banyak wawancara dulu sebelum tindakan. Setelah selesai ditangani, proses pendaftaran pun lambat. Petugas pendaftaran hilang hampir setengah jam,” ungkap Febry Kurniawan, warga yang mendampingi korban, Rabu (20/8/2025).
Selain itu, Febry juga menyoroti sikap tenaga medis non-dokter. “Kalau dokternya ramah, enak. Tapi perawatnya kurang bersahabat, seperti ngegas,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa Bupati Situbondo sebelumnya sudah menekankan agar tenaga medis mendahulukan penanganan pasien dibanding administrasi. “Sayangnya, kenyataan di lapangan masih berbeda,” tambahnya.
Lucunya, Febry sempat mendapat jawaban unik ketika menanyakan keberadaan petugas pendaftaran. “Katanya sedang shalat, tapi tangannya pegang pentol. Saya positif thinking saja, mungkin sehabis shalat di masjid dikasih pentol,” selorohnya.
Keluhan warga ini menjadi catatan penting bagi manajemen RSUD Abd. Rahem untuk terus berbenah, mengingat rumah sakit daerah tersebut menjadi rujukan utama pelayanan kesehatan masyarakat Situbondo.
Sementara itu, pihak rumah sakit melalui dr. Hj. Roekmy Prabarini Ario., M. Kes sebagai Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. menegaskan belum mengetahui secara pasti identitas maupun kronologi pasien yang dimaksud. Namun, ia meragukan anggapan bahwa pasien dengan luka perdarahan hebat benar-benar dibiarkan tanpa penanganan.
“Kalau memang ada luka dengan darah keluar deras, hampir tidak mungkin dibiarkan setengah jam. Minimal pasti ada tindakan awal untuk menghentikan perdarahan, meski belum sampai ke tindakan medis lanjutan,” ujarnya.