Terjerat Kuasa dan Uang: Nur Afifah Balqis, Potret Kelam Anak Muda di Pusaran Korupsi

Suar_co
Rabu, 16 Juli 2025
Last Updated 2025-07-15T19:29:07Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Di tengah harapan besar terhadap generasi muda sebagai agen perubahan, nama Nur Afifah Balqis justru menjadi simbol kegagalan moral di panggung politik Indonesia. Di usia 24 tahun, ia mencatatkan diri sebagai tersangka korupsi termuda dalam sejarah penegakan hukum oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Nur Afifah menjabat sebagai Bendahara Umum DPC Partai Demokrat Balikpapan. Namun bukan prestasi atau integritas yang mengangkat namanya, melainkan keterlibatannya dalam praktik suap yang melibatkan pejabat tinggi Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Yang membuat kasus ini kian menyita perhatian publik adalah fakta bahwa Nur Afifah merupakan putri dari Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud, yang juga ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya ditangkap dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) di sebuah pusat perbelanjaan mewah di Jakarta. Dari lokasi penangkapan, KPK mengamankan uang tunai sebesar Rp1,3 miliar sebagai barang bukti.

Dalam proses penyidikan, Nur Afifah terbukti aktif membantu menyalurkan suap senilai Rp5,7 miliar, serta menikmati keuntungan dari transaksi ilegal tersebut. Perannya tidak sekadar pasif atau karena pengaruh ayahnya semata, namun ia menunjukkan keterlibatan langsung dalam alur keuangan suap yang mengalir ke berbagai pihak.

Pengadilan akhirnya menjatuhkan vonis 4 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp300 juta kepada Nur Afifah. Putusan ini menjadi catatan kelam bagi wajah muda yang seharusnya menjadi tumpuan harapan, bukan simbol keterpurukan moral.

Kasus ini menyadarkan publik bahwa semangat regenerasi politik tanpa disertai penguatan nilai dan integritas hanya akan mempercepat reproduksi korupsi dalam tubuh yang lebih muda. Usia muda bukan jaminan kebersihan, dan pendidikan formal tak menjamin kematangan moral.

Di tengah kehausan publik akan tokoh-tokoh muda yang bersih, jujur, dan progresif, kemunculan Nur Afifah sebagai pelaku korupsi justru mempertegas bahwa mentalitas antikorupsi harus dibangun sejak dini, bukan sekadar dilabeli oleh status atau jabatan.

Kisah Nur Afifah Balqis menjadi pengingat keras bahwa jika regenerasi politik tidak dibarengi dengan pendidikan karakter dan nilai, maka yang lahir bukanlah pemimpin masa depan—melainkan bayang-bayang masa lalu dalam wajah yang lebih muda.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl